Hari tani nasional pertama kali di tetapkan pada masa pemerintahan Presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno. Penetapan itu di tuangkan dalam Keppres No 169/1963.
Indonesia di kenal sebagai Negara agraris karena mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian.
Meskipun di kenal dengan Negara agraris dengan tanah yang subur. Tetapi, faktanya masih banyak masalah yang dialami para petani Indonesia antara lain harga pupuk yang mahal, bantuan subsidi yang belum merata, kemajuan teknologi pertanian yang belum terlaksana, hingga hasil panen yang belum menutupi modal petani.
Oleh karena itu, pemerintah membuat Undang-Undang dasar Pokok Agraria (UUPA), dengan harapan bisa menjadi tonggak perubahan pada sektor pertanian, sekaligus di tetapkan menjadi Hari Tani Nasional.
Apa itu Hari Tani Nasional 2022?
Hari Tani Nasional adalah hari yang di tetapkan untuk memperingati sejarah perjuangan golongan petani dalam memperjuangkan kebebasan dari kesengsaraan.
Peringatan hari tani nasional merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap perjuangan para petani di Indonesia. Karena Bung Karno pernah berkata “hidup matinya sebuah Negara, ada di tangan sektor pertanian negeri tersebut”.
Hari Tani Nasional Menurut Petani Milenial
Setiap memperingati hari tani nasional para petani biasanya mengadakan pasar murah yang di bantu oleh pemerintah setempat.
Seperti halnya yang di lakukan oleh pemerintah Kabupaten Bombana bekerjasama dengan Bank Indonesia, peringatan hari tani nasional 2022 di laksanakan di Kasipute Kab. Bombana dengan mengadakan hari pasar murah bagi para petani.
Dimana pada kegiatan itu menghadirkan para petani untuk memasarkan hasil tani yang di peroleh selama bertani. Para petani menunjukkan hasil panen berupa tanaman jangka pendek yaitu cabe, timun, dan tanaman lainnya.
Dalam kegiatan ini, para petani menunjukkan hasil pertaniannya, tidak terkecuali petani milenial.
Berdasarkan perbincangan tim binusan kepada salah satu petani milenial yang mengikuti kegiatan tersebut.
Rahmat Romadhon atau yang biasa di panggil Aco mengungkapkan adanya peringatan hari tani nasional dengan mengadakan pasar murah ini dapat membangun silaturahmi sesama petani khususnya di Wilayah Kabupaten Bombana. Dengan begitu, kami bisa saling bertukar pengalaman sesama petani.
Selain dapat mempertemukan para petani, kegiatan ini dapat menjadi momentum untuk memperkenalkan hasil pertanian kami ke masyarakat khususnya bagi kami petani milenial.
Ia pun mengungkapkan bahwa bertani memiliki peluang yang besar jika di jalankan dengan sungguh-sungguh.
Berdasarkan cerita Aco, sebagai petani cabe di Desa Tampabulu, dari hasil tanaman cabe yang ia tanam sekitar seribu pohon lebih, ia mampu meraup omset 10 juta per bulannya.
Namun, menurutnya untuk berhasil dan sukses bertani cabe bukan hal yang mudah. Sebab, menanam cabe perlu ketekunan dalam perawatannya, utamanya cabe keriting ini.
Mengingat tanaman cabe keriting yang ia tanam tergolong susah perawatannya, karena mudah terkena penyakit dan belum lagi faktor cuaca.
Akan tetapi, menurutnya berkat kesabaran dan ketekunan dalam merawatnya, cabe keriting yang ia tanam kini sudah berhasil dan sudah menjadi contoh di daerahnya.